Jumat, 09 Januari 2015

artikel Duriyatul Rizki Mahmudah 2F



TEKNOLOGI PEMICU AKSI PORNOGRAFI

Hai sobat, tentunya kalian tidak asing dengan beberapa situs yang ada di internet, seperti facebook, twitter, yahoo, google, youtube, dan masih banyak website-website lainnya. Situs tersebut diakses dengan mudah dan cepat. Tidak heran jika internet membuat kita malas, karena dengan mudah dan cepat kita dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan. Lalu bagaimana dengan nasib anak-anak?
Tak dapat dipungkiri jika perkembangan teknologi masa kini berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah dibuat di dunia ini. Dari yang sederhana, hingga yang menghebohkan dunia.
Saking terlalu gampangnya mendapatkan informasi di internet, internetpun terkadang menjadi ajang pornografi. Hal ini harus di antisipasi bagi orangtua yang tidak menginginkan anaknya menyalahgunakan dunia internet. Situs atau homepage yang berbau pornografi sering kali terbuka ditengah iklan, atau bahkan dicari dengan sengaja.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cirebon Hj. Wahyu Tjiptaningsih mengatakan kasus kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur tiap tahun terus meningkat jumlahnya dan itu sangat mengkhawatirkan bagi keberlangsungan masa depan generasi di Kabupaten Cirebon. Tidak hanya korban yang masih dibawah umur, pelaku juga ada yang dibawah umur. Hal ini diduga dominan terjadi karena mudahnya untuk mengakses video porno dan gambar porno melalui internet. Sehingga salah pergaulan, kurang perhatian dari orang tua, dan kurang iman.
Dari data dimiliki P2TP2A Kabupaten Cirebon, kekerasan kasus seksual terhadap anak dibawah umur, tahun 2011 mencapai 18 kasus, tahun 2012 sebanyak 33 kasus, tahun 2013 terdapat 32 kasus, tahun 2014 hingga Agustus mencatat 24 kasus.

Ketika keadaan sudah begini, apa dampak bagi sang anak?

Keadaan Psikologis
Pelecehan seksual anak dapat mengakibatkan dampak psikologis, emosional, fisik, dan sosialnya meliputi depresi, trauma, dan sebagainya.

Kerusakan fisik
Cedera, tergantung pada umur dan ukuran anak, dan tingkat kekuatan yang digunakan, pelecehan seksual anak dapat menyebabkan luka internal dan pendarahan. Pada kasus yang parah, kerusakan organ internal dapat terjadi dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian.
Kerusakan neurologis, menunjukkan bahwa stres traumatis, termasuk stres yang disebabkan oleh pelecehan seksual menyebabkan perubahan penting dalam fungsi dan perkembangan otak. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pelecehan seksual anak yang parah mungkin memiliki efek yang merusak pada perkembangan otak.

Lalu upaya seperti apa yang harus dilakukan orang tua?

Jangan mengisolasi anak
Meski telah mendapati anak Anda dilecehkan orang lain, Anda tidak boleh menjauhkannya dari kehidupan sosial dengan melarangnya menghubungi siapapun. Hal ini justru akan menimbulkan rasa kesepian pada anak sehingga kemungkinan untuk mengikat kejadian buruk yang pernah menimpanya akan semakin besar. Oleh karena itu, usahakanlah agar ia tetap ceria dan bermain seperti biasa agar anak Anda bisa bersosialisai kembali dengan kehidupannya seperti biasa. Namun ingat, Anda harus ekstra meningkatkan pengawasan terhadap anak Anda agar kejadian yang sama tidak terulang lagi.

Alihkan pada kegiatan yang positif
Anak yang mengalami trauma mendalam biasanya akan menjadi lebih murung dan tertutup dari biasanya. Agar ia tidak melulu larut dalam rasa sedih dan takut, arahkan dirinya untuk melakukan hal-hal yang lebih positif. Misalnya saja jika anak Anda memiliki hobi bermain sepak bola, maka ajari dia untuk lebih menekuni hobinya dan menganjurkannya untuk mengikuti klub sepakbola anak-anak.

Tetap optimis
Anak yang masih kecil meniru setiap tindakan yang Anda lakukan sebagai orangtua. Karena itu Anda tidak perlu terus menyesal serta menyalahkan segala sesuatunya. Tetaplah optimis dan teruslah bersemangat untuk mengajari anak Anda agar sembuh dari trauma psikisnya. Jika Anda tetap bersikap positif dan bersemangat, maka sang anak juga akan ikut bersemangat untuk sembuh dari kenangan buruknya.

Hipnoterapi
Jika langkah-langkah di atas tidak berhasil maka bawalah anak Anda ke pakar hipnoterapi untuk diobati. Hipnoterapi mengandalkan sugesti pada pikiran bahwa sadar sehingga pandangan orang terhadap sesuai menjadi berbeda. Cara ini sudah banyak diterapkan di dunia psikologi dan jika Anda merasa bahwa anak Anda sulit menghilangkan rasa traumanya maka cobalah cara hipnoterapi agar ia tidak mengingat lagi masa lalunya yang buruk.

Demikianlah yang harus dimiliki orangtua ketika akan mengatasi masalah yang terjadi pada anaknya. Namun, hal penting yang harus dipahami adalah mengatasi masalah yang satu dengan yang lainnya tidak jarang dibutuhkan pendekatan yang berbeda karena jenis dan penyebab masalahnya pun berbeda. Semoga pembahasan ini bermanfaat bagi segenap orangtua agar anak-anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara menyenangkan dan sesuai dengan harapan orangtua dan keluarga.
Duriyatul Rizki Mahmudah
Diksatrasia Unswagati Cirebon

Surat Pembaca Hikmah Hasanah 2E 113050053




Nyalakan Lampu Sen Ketika Akan Berbelok

Di jalan perjuangan merupakan jalan area pendidikan banyak para pelajar dan mahasiswa yang berlalu-lalang di sekitar jalan tersebut. khususnya  di pertigaan jalan depan Indomart dan kampus Untag Cirebon Perjuagan. Setiap pagi sampai dengan sore banyak pengguna jalan yang memadati jalan tersebut. Saya sendiri merupakan pejalan kaki yang sering melewati jalan tersebut untuk pulang pergi dari kampus ke kosan . Saya selalu merasa was-was ketika akan menyebrang , banyaknya kendaran yang berlalulang dan sering tidak menyalakan lampu sen ketika akan berbelok membuat ancaman bagi saya dan pengguna jalan lain. Selain itu dimohon untuk berhati-hati bagi pengguna jalan maupun pejalan kaki ketika hendak melewati jalan tersebut, terlebih lagi banyak penjual yang berjualan memadati badan jalan semakin membuat jalan tersebut selalu ramai.


Hikmah Hasanah,Cirebon

Resensi Novel




TeenLit: Omen #4: Malam Karnaval Berdarah
Oleh Lexie Xu


 

Jangan Terlarut dalam Hiburan
Agan Restu
(113050102)
Top of Form
Setelah Johan Series yang sukses, Lexie Xu hadir kembali dengan Omen Series, dan buku yang akan dibahas adalah buku terbaru dari Omen Series, yaitu buku ke-4 berjudul Malam Karnaval Berdarah. Lexie Xu adalah penulis yang sangat produktif dengan jarak terbit antar buku karyanya yang tidak terpaut jauh. Bukan berarti kualitas ceritanya jelek—tentu saja. Sejak Obsesi diterbitkan, saya sudah menobatkan diri sebagai salah seorang dari Lexsychopaths—nama fans club Lexie Xu. Setiap ada novel yang memejeng nama Lexie Xu di depan kover, tanpa baca sinopsis, sudah saya sambar saja dari rak. Untuk kali ini, saya merasa kecewa dengan eksekusi dari Malam Karnaval Berdarah. Jika dibandingkan dengan kakak-kakaknya, memang Malam Karnaval Berdarah yang paling lemah—namun, sekali lagi, bukan berarti jelek, cukup memuaskan malahan. Namun, saya berekspetasi lebih dari apa yang disajikan. Masih terlalu dini untuk menghakimi, karena Omen Series akan berakhir hingga buku ke-7. Well, let’s see.


Malam Karnaval Berdarah kali ini tidak menggunakan point of view dari Erika maupun Valeria, tetapi Rima “Sadako” Hujan dan love interest-nya Daniel Yusman yang tentunya memberi warna baru terhadap jalannya seri thriller ini. Sesuai dengan judulnya, cerita berawal dengan rencana karyawisata yang akan dilakukan pada tahun ajaran baru untuk pertama kalinya. Memegang jabatan sebagai Ketua OSIS yang baru, Rima tentu saja kebagian untuk mengurus hal ini dengan Daniel bercokol sebagai Wakil Ketua OSIS. Saat rapat berlangsung, Rima mengajukan usul untuk mengadakan karnaval saja yang disambut patuh oleh anggota OSIS lainnya. Sayangnya, belum apa-apa, Putri Badai, Hakim Tertinggi The Judges, menerima surat ancaman dari kelompok yang menamai diri sebagai Kelompok Radikal Anti-Judges dengan inti bahwa susunan keanggotaan OSIS harus di-vote ulang karena disinyalir adanya manipulasi suara. Jika tidak, maka sesuatu akan terjadi ketika malam karnaval berlangsung. Persiapan demi persiapan dilakukan Rima beserta Daniel meskipun Rima lebih banyak bekerja sendiri. Sampai pada hari-H. Semua sudah dipersiapkan dengan baik. Wahana-wahana yang disediakan juga sudah di-cek dan dioperasikan sebelum karnaval dibuka. Di tengah-tengah karnaval yang sedang meriah dan ramai, sebuah teriakan kencang terdengar dari toilet umum wanita. Satu korban. Korban ditemukan pingsan dengan wajah dirias seperti badut. Tomat ditemplokkan di hidung. Tidak hanya sampai di situ, tubuh korban juga disayat-sayat dengan kejam. Rima mulai khawatir akan terwujudnya ancaman dari Kelompok Radikal Anti-Judges itu. Dengan waktu yang terus berjalan, Rima, Daniel, Putri, beserta konco-konconya berpacu melawan waktu untuk menguak siapa pelaku perbuatan jahanam itu sementara konflik-konflik lainnya makin mencuat ke permukaan.

Seru sekali mengikuti penyelidikan kasus keempat yang penuh tanda tanya dan petunjuk yang menjebak. Sayangnya, hal itu baru terjadi saat cerita mulai memasuki pembukaan karnaval. Bagian sebelum pembukaan karnaval terkesan diulur dalam mengembangkan kisah romantis antara Rima dan Daniel. Untung di tengah kisah romantis Rima dan Daniel, mulai ditebar misteri-misteri pembuka. Harus diakui, penggunaan sudut pandang yang dibebankan kepada Rima dan Daniel memberikan warna tersendiri. Kita menjadi tahu jauh lebih dalam seluk-beluk cara pemikiran dan kepribadian dari Rima yang unik. Dan juga sisi lain dari Daniel yang kocak, terkadang menyebalkan, sekaligus romantis dan bertanggung jawab. Sayangnya, saya kadang tidak mampu membedakan saya sedang membaca narasi dari Rima atau Daniel. Di bagian awal, saya dapat membedakannya. Namun, semakin lama, saya mulai tidak dapat membedakannya. Saya masih ingat di Teror, novel pamungkas dari Johan Series, dengan begitu banyaknya karakter yang ikut bercerita, Lexie Xu berhasil memberikan ciri khusus tersendiri dalam setiap narasi tokoh yang ada. Tidak seperti novel-novel Omen Series sebelumnya yang membuat saya terpingkal-pingkal dengan narasi dari Erika dengan kepribadiannya yang blak-blakan dan nyeleneh, serta membuat cerita menjadi “penuh”, saya tidak merasakan itu dalam Malam Karnaval Berdarah. Flat. Mungkin itu kata yang tepat. Peralihan sudut pandang dari Erika dan Valeria ke Rima dan Daniel sebenarnya bukan tindakan yang salah. Hanya saja, jika ditilik lebih dalam, kepribadian Rima dan Daniel tidak terlalu jauh berbeda, sehingga tidak terdapat kesan “berbeda”-nya.

Kasus yang menjadi fokus utama pun tidak seseru dan semenegangkan dari 3 pendahulunya. Namun, Lexie Xu kembali dan selalu berhasil menyajikan cerita thriller yang membangkitkan rasa penasaran untuk segera membalik halaman hingga halaman terakhir untuk mengetahui siapa pelakunya. Konflik-konflik internal yang muncul juga makin menyemarakkan cerita dengan twist-twist yang sama sekali tak terduga yang ikutan nongol. Ditambah dengan kehadiran Ajun Inspektur Lukas dengan sosok polisi tegas nan jenaka. Satu lagi, pesan moral yang terkandung dalam cerita yang selalu saya temukan dalam setiap novel Lexie Xu. Jangan lupakan juga kisah romantis antara Rima dan Daniel yang so sweet dan membuat kita ber-ooooohhhhh sekaligus mencak-mencak dan geregetan sendiri.

Suasana yang memacu adrenalin hanya saya rasakan sedikit di sini. Saya masih menjadi penggemar berat dari kekerasan dan pertarungan yang disajikan dalam Omen #1 yang berhasil membuat saya melebarkan mata dan gigit kuku jari tangan, tentunya, bukan kaki dong. Namun, terlepas dari kekurangan-kekurangan yang ada dalam Malam Karnaval Berdarah (termasuk juga typo yang jumlahnya tidak terlalu banyak), saya sangat menikmati dan menyukai cerita yang ditawarkan Lexie Xu. Selain Erika Guruh, sepertinya saya juga sudah menjadi penggemar dari Rima Hujan. Aah, sulit sekali untuk tidak menjadi penggemar dari Rima Hujan.

Malam Karnaval Berdarah sejujurnya tidak terlalu mengecewakan dengan cerita yang menguak latar belakang tokoh baru untuk membuat kita bersimpati sekalian sebagai jembatan untuk kisah berikutnya, adegan-adegan romantis antara Rima dan Daniel, dan berhasil membuat saya merasakan perasaan “kosong” setelah menuntaskan buku ini.

Way calmer dan terasa flat di beberapa bab, tetapi proses penyelidikan kasus keempat ini dan rahasia-rahasia apa yang terkuak dalam Malam Karnaval Berdarah dari para tokoh, serta kisah romantis Rima-Daniel tentu sama sekali tak boleh dilewatkan begitu saja. Oh, Omen #5, see you as soon as possible!
Bottom of Form

RESENSI SISKA HANDAYANI 2E 113050070


CEMBURU BUTA PEMBAWA PETAKA

Judul               : Tak Bisa Ke Lain Hati
Pengarang       : Feni Yuli
Penerbit           : Media Pressindo
Tebal               : 167 Halaman

Kejelian memotret kehidupan di sekolahnya, kemudian menggoreskan setiap inci inspirasi yang ia dapat dengan pena. Itulah yang dilakukan Feni Yuli. Novel perdananya dengan judul Tak Bisa Ke Lain Hati ini terinspirasi dari kehidupan di bangku sekolahnya. Ya, Feni Yuli saat ini memang masih duduk di bangku sekolah SMKN 12 Surabaya dengan jurusan animasi.
Kisah percintaan remaja yang masih labil tergambar jelas dalam novel ini. Vano dan Kania adalah tokoh imajiner utama buah inspirasi Feni Yuli. Mereka adalah sepasang kekasih yang hubungannya sedang dilanda ‘bencana’ dengan hadirnya Felia yang Kania anggap sebagai pihak ketiga dalam hubungannya dengan Vano. Anggapan tersebut tentu bukan semata-mata prasangka Kania terhadap Vano (pacarnya) dan Felia.
Ada yang tidak wajar. Kania mengendus sesuatu yang tidak beres antara Vano dan Felia, adik kelasnya yang kegatelan. Kania sering mendapati keduanya berbincang-bincang di luar batas hubungan antara kakak dan adik kelas. Seperti digambarkan pada satu keadaan dimana cuaca sedang hujan dan Vano lebih memilih meminjamkan jas hujannya kepada Felia dengan dalih laptop yang dibawanya ketimbang untuk melindungi tubuh pacarnya (Kania). Sontak hal ini membuat Kania emosi bukan kepalang.
Meskipun novel ini menceritakan tentang kisah hubungan dua insan yang sedang ‘dihinggapi’ orang ketiga, tetapi tidak semua adegan di novel ini ‘dibumbui’ dengan pertengkaran hebat. Banyak pula adegan-adegan romantis antara dua sejoli itu (Vano dan Kania). Bahkan selalu begitu. Setiap mereka bersitegang gara-gara Felia, namun tak jarang efek yang ditimbulkan atas kejadian itu malah lebih ‘manis’ ketimbang tragedi masuknya Felia di hubungan mereka.
Kania memang cemburu, bahkan cemburu berat terhadap Felia. Namun, di akhir cerita Kania akan sadar bahwa prasangka buruk dan rasa cemburunya sudah melewati batas kewajaran. Kania sempat melarang Vano mengangkat telvon dari Felia disaat mereka sedang berduaan. Padahal Felia menelvon Vano karena Felia adalah tetangga Vano dan ingin memberi kabar adik Vano sedang sekarat. Atas sikap cemburunya itu Kania merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung dia ikut menjadi penyebab kematian adik Vano. Walaupun memang kematian sudah ada yang mengatur.
Dalam suatu hubungan mungkin cemburu memang perlu, tapi kalau berlebihan atau sampai cemburu buta itu juga tidak bagus. Dalam novel ini saya rasa Feni Yuli ingin menyampaikan pesan bahwa cemburu memang perlu karena itu mungkin bentuk tanda cinta tapi dengan syarat tidak sampai di luar batas kewajaran. Cerita mengalir santai serta banyak ‘dibumbui’ kisah-kisah romantis dan pelajaran yang tersirat lewat setiap lembar halamannya.
Meskipun begitu cerita ini merupakan inspirasi yang didapat penulis dari bangku sekolahnya, sehingga tidak heran jika di dalam novel ini anda akan banyak menemukan kata-kata yang berhubungan dengan jurusan animasi yang merupakan background pendidikan penulis. Memang penulis juga menyertakan terjemahan dari setiap kata-kata tersebut tapi hal itu cukup membuat pembaca harus membagi fokus dan perhatiannya antara alur cerita dan terjemahan dari setiap kata-kata asing yang berhubungan dengan dunia animasi tersebut. 

Surat Pembaca



Surat Pembaca
Bahaya Kerusakan Jalan

            Sungguh sangat menyeramkan jika kita melewati Jalan Baru Ciperna, apalagi  jika kita melewatinya pada malam hari,mulai dari masalah pencahayaan jalan yang kurang terang,Jalan berlubang, dan belum lama ini banyak kasus perampokan di sepanjang jalan tersebut. Dari masalah-masalah tersebut seharusnya pihak terkait Pemerintah melakukan tindakan agar Jalan Baru Ciperna tersebut lebih aman di lewati dan tidak menyeramkan.



Ihrom Maulana
Mahasiswa UNSWAGATI  Cirebon.