MAYORITAS ROTAN MASYARAKAT BALAGEDOG
Rotan
dalam bahasa inggris disebut Rattan adalah sejenis tanaman akar-akaran liar
yang banyak tumbuh di daerah hutan hujan tropis. Di Indonesia daerah penghasil
rotan mentah terbesar adalah Pulau Sulawesi dan Kalimantan. Banyak sekali
kegunaan rotan mentah yang kemudian dijadikan anyaman atau kerajinan tangan.
Adapun sentra industri kerajinan dan mebel rotan terbesar di indonesia terletak
di Cirebon
sekitar pada tahun 1950-an.
Desa
Balagedog, Kec. Sindangwangi, Kab. Majalengka merupakan salah satu tempat yang
mayoritas warganya adalah perajin rotan selain bertani. Duduk dengan bangku kecil yang
terbuat dari kayu dengan tinggi kurang lebih 10 cm, kaki ngejegang ditemani
dengan batang rotan
yang langsing berdiameter 2-5 cm, beruas panjang, tidak berongga, dan agak berbau merupakan profesinya
setiap hari. Tanpa menggunakan penutup hidung dengan cekatan, ulet, dan jeli
bapak Hariri (45 tahun) mendedikasikan waktunya untuk mengayam sehingga dalam
per harinya bisa menghasilkan 20 – 25 pcs rotan yang berukuran sedang.
Pak Hariri merupakan salah satu perajin sekaligus pengesub
rotan yang bahan mentahnya didapat dari kota Cirebon, beliau sudah bekerja
sejak tahun 1994 silam. Demi menafkahi dua orang anak dan satu istri bapak
Hariri mengeluti profesinya ini karena tidak punya pkerjaan lain selain rotan,
menurutnya pekerjaan rotan ini tanpa harus memikirkan modal yang dikeluarkan
dan tanpa jauh-jauh keluar kota demi menafkahi keluarganya dan keuntungan yang
didapat selama ia bekerja cukup lumayan yaitu sekitar kurang lebih 2 juta
rupiah. Ketika produksi rotan sedang turun dia tetap dengan memekuni pekerjaannya
walaupun hasilnya tak seperti biasanya dan tetap bersabar. Menurut beliau juga,
keterampilan dan kejelian merupakan modal utama dalam mengayam rotan. Produk
yang dihasilkan oleh perajin tidak hanya dipasarkan di dalam negeri
tetapi juga luar negeri. “Untuk penjualan ke luar negeri perajin bekerja sama
dengan pihak ketiga atau eksportir,” jelasnya.
Selama bekerja suka dan duka sering
membalut dalam dirinya. Membalut perasaan suka ialah pada saat bisa membantu
perekonomian masyarakatnya, mendapatkan bahan kering dan kualitas bagus dengan
harga murah, karena akan mendapatkan untung yang lumayan. Akan tetapi, membalut
perasaan duka merupakan hal yang sangat pahit, ketika mendapatkan bahan basah akan
berdampak merugi dan berakibat hasil produksi rotannya tidak dapat diterima oleh
pembeli, ujarnya. Pak Hariri bekerja sama dengan PT. Arya Rotan dan yang
menjadi pusatnya adalah PT. Karya Mandiri kota Cirebon.
Rotan yang umum
dipergunakan dalam industri tidaklah terlalu banyak, beberapa yang
paling umum diperdagangkan/diproduksi oleh pak Hariri adalah berbahan Jawit, Kubu,
Lacak, Slimit dan Fitrit.
Menurut beliau agar menghasilkan barang yang baik maka bahan rotan tersebut
harus direndam dalam kolam selama kurang lebih satu bulan. Itulah dampaknya
kenapa rotan bisa berbau. Akan tetapi, proses
perendaman itu tujuan agar rotan tersebut tidak mudah lapuk. Selain itu, jenis
atau model yang diproduksi oleh pak Hariri diantaranya adalah
sejenis keranjang, potato, nampan, dan lain-lain.
Bahan
olahan (bahan mentah) yang didapat pada hari minggu kemudian hasil produksinya
harus diantarkan pada hari kamis sehingga pada hari rabu para perajin harus
bekerja keras bahkan ada juga yang ngelumbur hingga larut malam. Namun, tidak
mengubah kualitas barangnya. Ia
menambahkan, perajin selalu menjaga kualitas hasil produksinya sehingga meski
persaingan semakin ketat, perajin tidak merasa khawati akan kehabisan order.
”Menjaga kualitas faktor yang menentukan agar produk yang kami hasilkan dapat
diterima oleh pembeli” tambahnya.
Duriyatul Rizki Mahmudah
Diksatrasia Unswagati Cirebon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar