CEMBURU
BUTA PEMBAWA PETAKA
Judul : Tak Bisa Ke Lain Hati
Pengarang : Feni Yuli
Penerbit : Media Pressindo
Tebal : 167 Halaman
Kejelian
memotret kehidupan di sekolahnya, kemudian menggoreskan setiap inci inspirasi
yang ia dapat dengan pena. Itulah yang dilakukan Feni Yuli. Novel perdananya
dengan judul Tak Bisa Ke Lain Hati
ini terinspirasi dari kehidupan di bangku sekolahnya. Ya, Feni Yuli saat ini
memang masih duduk di bangku sekolah SMKN 12 Surabaya dengan jurusan animasi.
Kisah
percintaan remaja yang masih labil tergambar jelas dalam novel ini. Vano dan
Kania adalah tokoh imajiner utama buah inspirasi Feni Yuli. Mereka adalah
sepasang kekasih yang hubungannya sedang dilanda ‘bencana’ dengan hadirnya
Felia yang Kania anggap sebagai pihak ketiga dalam hubungannya dengan Vano.
Anggapan tersebut tentu bukan semata-mata prasangka Kania terhadap Vano
(pacarnya) dan Felia.
Ada
yang tidak wajar. Kania mengendus sesuatu yang tidak beres antara Vano dan
Felia, adik kelasnya yang kegatelan. Kania sering mendapati keduanya
berbincang-bincang di luar batas hubungan antara kakak dan adik kelas. Seperti
digambarkan pada satu keadaan dimana cuaca sedang hujan dan Vano lebih memilih
meminjamkan jas hujannya kepada Felia dengan dalih laptop yang dibawanya
ketimbang untuk melindungi tubuh pacarnya (Kania). Sontak hal ini membuat Kania
emosi bukan kepalang.
Meskipun
novel ini menceritakan tentang kisah hubungan dua insan yang sedang
‘dihinggapi’ orang ketiga, tetapi tidak semua adegan di novel ini ‘dibumbui’
dengan pertengkaran hebat. Banyak pula adegan-adegan romantis antara dua sejoli
itu (Vano dan Kania). Bahkan selalu begitu. Setiap mereka bersitegang gara-gara
Felia, namun tak jarang efek yang ditimbulkan atas kejadian itu malah lebih
‘manis’ ketimbang tragedi masuknya Felia di hubungan mereka.
Kania
memang cemburu, bahkan cemburu berat terhadap Felia. Namun, di akhir cerita
Kania akan sadar bahwa prasangka buruk dan rasa cemburunya sudah melewati batas
kewajaran. Kania sempat melarang Vano mengangkat telvon dari Felia disaat
mereka sedang berduaan. Padahal Felia menelvon Vano karena Felia adalah
tetangga Vano dan ingin memberi kabar adik Vano sedang sekarat. Atas sikap
cemburunya itu Kania merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung dia
ikut menjadi penyebab kematian adik Vano. Walaupun memang kematian sudah ada
yang mengatur.
Dalam
suatu hubungan mungkin cemburu memang perlu, tapi kalau berlebihan atau sampai
cemburu buta itu juga tidak bagus. Dalam novel ini saya rasa Feni Yuli ingin
menyampaikan pesan bahwa cemburu memang perlu karena itu mungkin bentuk tanda
cinta tapi dengan syarat tidak sampai di luar batas kewajaran. Cerita mengalir
santai serta banyak ‘dibumbui’ kisah-kisah romantis dan pelajaran yang tersirat
lewat setiap lembar halamannya.
Meskipun
begitu cerita ini merupakan inspirasi yang didapat penulis dari bangku
sekolahnya, sehingga tidak heran jika di dalam novel ini anda akan banyak
menemukan kata-kata yang berhubungan dengan jurusan animasi yang merupakan background pendidikan penulis. Memang
penulis juga menyertakan terjemahan dari setiap kata-kata tersebut tapi hal itu
cukup membuat pembaca harus membagi fokus dan perhatiannya antara alur cerita
dan terjemahan dari setiap kata-kata asing yang berhubungan dengan dunia
animasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar